Sejarah Kota Tasikmalaya

Kantor assistent-resident (1900-1921) Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Sebelumnya, kota ini merupakan ibukota dari kabupaten Tasikmalaya, kemudian meningkat statusnya menjadi kota administratif tahun 1976, pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, dan kemudian menjadi pemerintahan kota yang mandiri pada masa Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh bupatinya saat itu H. Suljana W.H.

Jumat, 28 Januari 2011

UKM PERLU BERPROMOSI

alhamdulilah pada kesempatan ini saya dan rekan saya yang kebetulan "keturunan urang sunda asli" masih duduk di bangku kuliahan di salah satu perguruan tinggi di jakarta ini ingin mecoba untuk memasarkan sekaligus mengembangkan kerajinan khas Tasikmalaya yang dimana dalam segi pemasaran khususnya barang kerajinan Tasikmalaya masih awam belum banyak yang tau, kelemahannya cuma dalam setrategi maketing saja dan mudah-mudahan niat saya berjalan dengan lancar..amiiin...

seperti kasus yang seperti ini,Seorang pengusaha UKM Ia menjelaskan kegiatan usaha perusahaannya, yakni UKM Bordir dan kerajinan tangan khas di daerahnya. Ketika, kami meminta brosur perusahaannya, ternyata tidak ada. Begitu juga dengan kartu nama. “Wah, kami belum membuatnya, Pak. Soalnya, orang-orang di wilayah Tasikmalaya sudah banyak yang kenal dengan kami, jadi rasanya kami tidak perlu membuat itu”, jawab pengusaha kecil tersebut memberikan alasan.
              Apa yang dapat ditangkap dari kejadian di atas? Kita bisa simpulkan, bahwa pengusaha kecil tersebut belum memahami benar apa manfaat dari kartu nama atau brosur tersebut. Dan, lebih jauh dari itu, kemungkinan besar dia belum mengerti tentang promosi?
            Bagi UKM promosi masih dinilai suatu yang mewah karena memerlukan biaya besar. Daripada uang dikeluarkan untuk promosi, lebih baik digunakan untuk pembelian bahan baku, menambah peralatan atau yang lainnya. Konsep demikian memang tidak salah. Akan tetapi, apakah kita sudah mengevaluasi lebih jaun apakah konsumen memang benar-benar sudah mengetahui perusahaan atau produk kita? Secara sederhana, kita dapat melakukan test, antara lain dengan mengirimkan kuesioner ke masyarakat sekitar usaha kita. Apakah sejauh ini mereka telah mengetahui perusahaan atau kegiatan kita? Jika belum, maka kegiatan promosi mutlak dilakukan. Seperti kata pepatah demikian ”Tak kenal maka tak sayang.”
            UKM jangan berpandangan kalau promosi itu adalah memasang iklan di surat kabar atau media massa lainnya. Promosi itu lebih luas dari sekedar memasang iklan. Jika selama ini kendala perusahaan pada keterbatas biaya pemasangan iklan, kita bisa mencari bentuk promosi lainnya. Ada banyak contoh promosi yang bisa dilakukan.
            Ada juga yang menuliskan nama perusahaan serta layanan jenis usaha di kendaraannya. Misalnya, di kaca belakang atau bagian body samping kanan-kiri kendaraan. Promosi ini sejenis iklan berjalan. Bentuk lain, adalah melalui publikasi di koran atau majalah. Untuk yang ini, biasanya wartawan mewawancarai pemilik perusahaan dan selanjutnya memuat hasil wawancara tersebut di surat kabar di mana wartawan itu bekerja. Dari tulisan yang dimuat di surat kabar, akhirnya pembaca yang notabene adalah calon konsumen bisa mengetahui perusahaan dan produk/jasa yang dihasilkan.
            Melalui kemasan produk, kita juga dapat berpromosi. Selain nama produk, kita juga harus mencantumkan nama perusahaan serta beberapa keunggulan produk kita. Jangan sungkan-sungkan untuk menuliskan hal-hal yang penting yang dinilai mempunyai nilai jual pada kemasan. Karena kemasan begitu vital sebagai media promosi, maka sudah waktunya UKM memperhatikan aspek kemasan.
            Bentuk lainnya, adalah melalui pameran dan bazaar yang belakangan ini makin sering diselenggarakan. Dengan memajang produk unggulan di etalase atau lemari parmer, maka konsumen dapat melihat produk kita. Menjadi sponsor kegiatan olah raga atau kegeiatan tertentu yang diselenggarakan di wilayah atau kota tertentu juga merupakan publikasi yang baik. Misalnya, dengan memasang logo perusahaan pada spanduk yang disediakan dengan menarik dan komunikatif, akan merangsang pengunjung untuk membaca dan ingin mengetahui lebih jauh terhadap apa yang tertulis pada spanduk.
            Pertanyaan selanjutnya, seberapa seringkah kita harus berpromosi? semakin sering perusahaan berpromosi akan semakin baik. Karena, promosi tersebut akan terus menumbuhkan kesadaran konsumen. Kita harus menyadari bahwa daya ingat seseorang memeiliki keterbatasan, sehingga perlu diberikan informasi secara berulang-ulang. Apalagi, untuk memperkenalkan produk baru. Bentuk promosi yang menggunakan tulisan atau gambar akan lebih efektif dibandingkan lisan.
            Banyak perusahaan cenderung menghentikan kegiatan promosi pada saat pekerjaan mencapai kapasitas penuh. Perusahaan berpandangan pada kondisi tersebut target pasar telah terpenuhi. Kondisi yang sama juga ditemukan pada saat kondisi perusahaan sedang lesu, sehingga sebagai langkah kebijakan efisiensi kegiatan promosi hanyalah sebuah pemborosan.
            Pandangan tersebut keliru, promosi hendaknya tetap dilakukan secara berencana. bahkan harus tergambar dalam rencana/program kerja/business plan setiap tahum, berapa biaya promosi yang dapat dialokasikan. Semua ini ditujukan agar konsumen potensial bersedia melakukan pembelian sehingga mereka perlu terus mendapatkan informasi yang tepat. Sedangkan konsumen yang telah melakukan pembelian perlu terus dibina agar melakukan pembelian ulang. Mereka juga dapat menjadi pemasar tidak langsung produk kita karena telah memperoleh kepuasan dari perusahaan kita. Jadi, jangan heran dalam kondisi keuangan                     yang sedang menurun pun, banyak perusahaan terkemuka melakukan promosi.
Naahh untuk srategi marketing kami mencoba memasarkan melaui internet yang kebetulan untk jaman sekarang hampir semua orang mengenal itu internet dan mudah-mdahan bisa sukses dalam memasarkan produk yang kami tawarkan..